oleh OJT SMK Telkom Malang
–
AirNav Repair Center (ARC) merupakan unit pelayanan perbaikan modul peralatan communication, navigation, surveillance, dan data processing untuk melayani bandara penerbangan yang ada di Indonesia. Modul tersebut dikirim dari Kantor Cabang AirNav Indonesia di seluruh Indonesia dan disimpan di ruangan bernama Module Warehouse. Namun sebelum tersimpan di dalam Module Warehouse, setiap data-data modul akan didaftarkan ke database dan diberi nomor label. Di dalam database akan dimasukkan serial number, part number, dan asal pengiriman modul. Kemudian setiap modul yang telah terdaftar, akan diberi nomor label beserta QR-Code. QR-Code tersebut dapat di scan melalui smartphone dan akan muncul detail informasi terkait modul pada website ARC.
Gambar 1. Modul sedang testing
Sumber: Dokumentasi pribadi
Dalam gambar tersebut terdapat beberapa modul yang telah tertempel QR-Code beserta nomor label dan kode International Air Transport Association (IATA) dari asal pengiriman modul. Kode IATA merupakan kode yang terdiri dari tiga huruf digunakan untuk menandai bandara-bandara di seluruh dunia. Selain itu, dalam QR-Code menyimpan data detail modul yang berisi nama, kategori, merk, tipe, nomor serial, status perbaikan dan informasi-informasi lain.
Dari banyaknya modul yang terkumpul, harus tertempel label tanpa terlewat satupun. Hal ini pastinya membutuhkan ketelitian, sehingga pemberian label QR-Code pada modul ini dibutuhkan waktu beberapa bulan untuk menyelesaikannya. Meskipun terdapat banyak kendala seperti data ganda, data tertukar, dan kesalahan mencetak label, pemberian label bisa terselesaikan dengan baik.
Modul yang telah diberi QR-Code, akan dikelompokkan di dalam Module Warehouse berdasarkan fungsi, kondisi, maupun merk. Hal ini menjadi salah satu elemen kunci dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan. Dengan memahami bagaimana mengelola inventori secara efisien, sebuah perusahaan dapat mengoptimalkan prosesnya dan meningkatkan produktivitas. Pengelompokkan modul ini memungkinkan teknisi dengan mudah mengidentifikasi, melacak, dan mengelola setiap jenis modul. Module Warehouse berisi rak-rak dengan nama rak 1A hingga rak 11O, yang dikelompokkan sesuai dengan fungsinya.
Gambar di bawah merupakan salah satu rak berisi modul-modul rusak yang sudah diberi label QR-Code.
Gambar 2. Module di Rak 6M dan 6N
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Modul tersebut juga ditempel stiker berwarna merah yang menandakan modul rusak dan stiker hijau yang menandakan modul sudah diperbaiki.
Gambar 3. Module di Rak 4B
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Apabila modul sudah tertata rapi, selanjutnya akan dilakukan penginputan data ke SAP dan modul masuk ke dalam antrian untuk diperbaiki oleh teknisi di ARC. Komponen yang diperlukan untuk perbaikan didapat dari storage milik ARC, namun jika tidak tersedia maka teknisi dapat membuat permintaan pengadaan komponen di website.
Teknisi yang sudah menyelesaikan perbaikan modul akan melaporkan ke dalam website ARC untuk kesiapan quality check. Kemudian akan diperiksa oleh expert dan Junior Manajer Jaminan Kualitas dengan hasil yaitu modul tersebut sudah selesai diperbaiki, masih ada perbaikan lebih lanjut atau tidak bisa diperbaiki sama sekali. Setelah itu modul akan disimpan sesuai dengan hasil evaluasi. Modul yang membutuhkan perbaikan lebih lanjut akan disimpan kembali di Module Warehouse. Modul yang sudah rusak dan tidak dapat diperbaiki akan disimpan di ruangan Damaged Module Storage dan modul yang sudah selesai diperbaiki akan disimpan di Repaired Module Storage untuk kemudian siap dikirim kembali ke Cabang asal. Saat ini dari total keseluruhan 1.842 modul yang ada di ARC, 525 modul yang sudah diperbaiki dan 306 modul sisanya sudah dikirimkan kembali ke Cabang.
